Senin, 11 Oktober 2010

STRUKTUR KERAK BUMI II

Hampir sebagian besar dari batu-batuan endapan yang tertinggal di daratan atau di bawah air, tertumpuk dalam lapisan mendatar yang sejajar. Tetapi sepanjang sejarah bumi, sebagian dari lapisan mendatar itu kemudian terangkat, terlipat-lipat, terpatahkan atau mengalami perubahan bentuk karena gerakan bumi.

Pada lapisan yang jatuh dengan kemiringan, kita bedakan antara garis limpahan, yakni arah garis potong dan suatu bidang mendatar dengan bidang lapisan batuan; dan kemiringan, yakni sudut antara bidang lapisan dan bidang mendatar, dihitung ke bawah, tegak lurus pada garis limpahan.

Suatu lapisan batuan miring, biasanya merupakan bagian dan dinding lipatan tanah bumi; baik lipatan punggung atau anriklinal, maupun lipatan lembah atau sinklinal. Sekelompok hipatan yang keseluruhannya berbentuk Iembah disebut sinklinorium; yang berbentuk punggung disebut antiklinorium. Suatu geosinklinal ialah suatu daerah luas, di mana dasarnya menurun perlahan-lahan sehingga terbentuk cekungan teripat penumpukan batn endapan.





Suatu lapisan batuan dapat mengalami kepatahan karena harus menahan regangan tarik atau tegangan tekanan. Dalam hal demikian, bagian-bagian pada ke-2 sisi patahan biasanya akan bergeser sepanjang suatu bidang patahan. Kedudukan bidang patahan dapat melintang maupun mendatar. Tidak setiap patahan harus mengalami pergeseran. Diaklasa, yang terjadi karena tarikan (misalnya pada sisi cembung suatu lipatan), sobekan-penyusutan yang terjadi karena pengeringan (lumpur, basal) dan percelahan karena tekanan (tegak lurus pada arah tekanan) adalah bentuk-hentuk patahan tanpa pergeseran. Dapat pula terjadi pergeseran tegak lurus pada jarak pendek, sehingga susunan hubungan lapisan tidak mengalami pematahan; lengkungan (fleksur) yang demikian di kelak kemudian hari biasanya akan menjadi patahan dengan pergeseran.

Pergeseran ke atas, dengan bidang patahan datar, di mana terjadi pemindahan pada jarak besar, disebut perpindahan. Di daerah-daerah lipatan seperti daerah Alpen, banyak terjadi perpindahan besar-besaran, lapisan yang paling atas dapat bergeser dari lapisan hawahnya, dengan bidang pergeseran yang tajam dan jelas.

Oleh erosi pada lapisan atas juga dapat terbentuk celahan sehingga batu-batuan yang tergeser timbul di permukaan.
Sebaliknya pun dapat terjadi, bahwa seluruh lapisan atas hilang oleh erosi. kecuali sejumlah kecil sisa-sisa batuan yang lain tampak sebagai jambul di atas lapisan batuan yang lebih muda. Dalam suatu cekungan endapan, dapat berlangsung endapan pasir. batu kerikil, tanah liat, kapur dan sebagainya secara hergantian.

Isotasi. Bahan kerak bumi yang tetap, mengapung di daham substrata sebagai suatu benda yang lebih ringan. Menurut kaidah-kaidah keseimbangan hidrosratik, dari suatu benda yang mengapung ada sebagian daripadanya yang terletak di dalam cairan, yang sebanding dengan perbandingan kepadatan relatif benda dan cairan. Jadi di bawah setiap pegunungan selalu terdapat akar yang terdiri atas bahan lebih ringan, yang jauh lebih besar dan pegunungan itu sendiri, Penimbangannya tentu saja tidak selalu ideal; sebab selamanya selalu terjadi perpindahan bahan-bahan lepasan dari daerah pegunungan ke dasar lautan. Dengan demikian yang pertama ada kecenderungan naik ke alas, yang terakhir berkecenderungan meluncur ke bawah.

GEJALA GUNUNG API

Jika suatu lapisan magma (cairan batuan panas) mengalami tekanan di kedalaman kerak bumi yang keras, atau terbentuk di kedalaman karena proses kimia-fisis (migma), di mana cairan itu tidak dapat mencapai permukaan bumi sebelum menggumpal, terbentuklah lapisan batuan kentaL Tenjadinya bentuk-bentuk paling dalam (batolit) yang berukuran besar dan tidak adanya susunan bahan lain yang berbeda dengan bahan dasarnya, masih belum dapat diungkapkan secara jelas; untuk sebagian hal itu kemungkinan diduga berasal dan inti-inti magma dan pegunungan tua yang mengental. Jika lapisan magma dapat mencapai atau cukup dekat dengan permukaan bumi (kemudian dinamakan lava), tampak berbagai gejala yang secara keseluruhan disebut sebagai gejala gunung api (vulkanisme).

Bentuk yang paling dikenal adalah di mana magma dimuntahkan dan kedalaman melalui suatu saluran kawah dan membentuk gunung api. Oleh terjadinya celah-celah lubang kawah sekunder, dapat terbentuk kawah adventif. Magma terdiri atas bahan-bahan silikat cain dan zat-zat gas (uap air, CO2. I-12S, HCL dan gas-gas lain), yang untuk sebagian besar melepaskan diri dari cairan sebelum mengental.

Ada magma yang berkadar silikum, natnium dan kalium tinggi: magma asam. Magma ini bahkan masih bersifat liat pada suhu tinggi, terutama setelah hilangnya gas-gas yang terlebur dalam cairan oleh tekanan yang tinggi dan lepas dan cairan disertai gejala-gejala ledakan hebat; di mana kemudian terbentuk abu (bagian lava yang sangat hams), lapili (bagian lava sebesan kenikil) dan bom-bom (gumpalan besar Lava yang mengental di udara). Magma dengan kadar silikum sedikit dan lebih banyak mengandung kalsium, magnesium dan besi disebut magma basa; magma jenis ini tipis serta cair,dan gas-gas yang terkandung di dalamnya lebih mudah ke luar.

Bentuk-bentuk letusan suatu gunung api (dahsyat atau tenang),
bahan-bahan yang dimuntahkannya (padat, cair, gas) dan bentuk luarnya sangat bergantung pada daya letusan magma. Pada pengentalan lava yang berlangsung cepat, terjadi gumpaLan-gumpaLan lava; jika pengentalan berLangsung Lambat, dijumpai bentuk bergelombang.

Bentuk letusan gunung api terpenting dibedakan atas: Tipe Hawaii :
sangat tipis, magma basa mengalir tenang ke suatu danau lava di kawah.
Pada waktu letusan, lava mengalir sepanjang lereng dan membentuk kulit datar atau gunung api lava yang terdiri atas lapisan lava. Tipe Stromboli :
lavanya tidak begitu tipis dan cair, jadi tekanan gasnya agak lebih tinggi.
Aliran lava silih berganti dengan saatsaat di mana bom-bom dan lapili melejit ke udara; di sini akan terbentuk gunung api strato atau gunung api pendek. Tipe Vulkano : magmanya sudah sedemikian hat sehingga mulut saluran kawah jadi tersumbat gumpalan lava kental; oleh tekanan gas yang sewaktu-waktu meningkat, lava itu disemburkan secara eksplosif dan ditaburkan ke luar.

Ahiran lava sangat jarang; di sini terjadi gunung api abu, berupa kerucut runcing, terdiri atas bahan-bahan lepas yang disemburkan dan dalam saluran kawah. Tipe Pelée dan awan panas lain : magmanya terlalu hat sehingga tidak dapat mengalir dan didorong ke luar dan saluran kawah sebagai gumpalan padat.

Kalau zat gasnya kemudian keluar dengan tekanan yang tinggi, tersemburlah massa gas putih bercampur abu dan pasir melalui lereng gunung, menghancurkan segala yang ada.

Tipe Plinian mewakili jenis gunung api yang paling dahsyat. Dalam waktu singkat serentetan letusan menyemburkan seluruh pusat magma dan sebagian dan puncak gunung yang lama, sehingga terbentuk kaldera.

Pada tipe Piinian, gempa bumi dan gelombang-gelombang banjir (tsunami)
dapat membahayakan manusia. Letusan tipe Plinian yang terkenal ialah:
Vesuvius pada tahun 79 Masehi (di mana kota Pompeii dan Herculaneum sampai hilang tertimbun letusan; diuraikan oleh Plinius) dan letusan Krakatau dalam tahun 1883.
Sepanjang sejarahnya, sebuah gunung api dapat menunjukkan satu tipe letusan mama atau lebih.
Di samping tipe letusan pusat, dikenal puLa letusan celah.
Hampir sebagian besar dan zat-zat vulkanik (kadang-kadang lebih dan I juta km3) melimpah ke permukaan bumi melalui celah-celah panjang di mana kemudian terbentuk sistem kerucut-kerucut gunung api.

Gejala itu membentuk apa yang dinamakan basal dataran tinggi.
Ada berbagai gejala yang secara langsung maupun tak langsung berkaitan dengan gejaLa gunung api. Sumber-sumber gas (solfatar, di pusat daerah gunung api, di mana banyak terjadi pelepasan H2S dan HCL; fumarol, biasanya lebib di pinggir daerah gunung api, di mana sering terjadi pelepasan uap air dan C02) dan sumbersarnber air panas (air hangat sampai mendidih, yang mengandung berbagai mineral seperti: belerang, b-arium dan lain-lain), dapat dijumpai terus sampai lama setelah gunung apinya tidak menunjukkan keiatan lagi. Ada kalanya sumber-sumber semacam itu sangat berlumpur; jika di dalam lumpur itu kemudian timbul gelembung-gelembung gas, akan dapat terbentuk gunung api lumpur.
BENTUK-BENTUK GUNUNG


‘Gunung’ adalah setiap tonjolan pada permukaan bumi, yang kemudian karena
ketinggian itu mudah dibedakan dan keadaan sekitarnya; baik tonjolan yang muncul tersendiri di atas suatu daerah dataran maupun yang merupakan sebagian dari suatu pegunungan.


Bentuk sebuah gunung tergantung tiklinorium. Suatu geosinklinal ialah suatu daerah luas, di mana dasarnya menurun perlahan-lahan sehingga terbentuk cekungan tempat penumpukan batu endapan.

Suatu lapisan batuan dapat mengalami kepatahan karena harus menahan tegangan tank atau tegangan tekanan. Dalam hal demikian, bagian-bagian pada ke-2 sisi patahan biasanya akan bergeser sepanjang suatu bidang patahan. Kedudukan bidang patahan dapat melintang maupun mendatar.

Tidak setiap patahan harus mengalami pergeseran. Diaklasa, yang terjadi karena tarikan (misalnya pada sisi cembung suatu lipatan), sobekan-penyusutan yang terjadi karena pengeringan (lumpur, basal) dan percelahan karena tekanan (tegak lurus pada arah tekanan) adalah bentuk-hentuk patahan tanpa pergeseran.
Dapat pula terjadi pergeseran tegak lurus pada jarak pendek, sehingga susunan hubungan lapisan tidak mengalami pematahan; lengkungan (fleksur) yang dermkian di kelak kemudian dan biasanya akan menjadi patahan dengan pergeseran.

Pergeseran ke atas, dengan bidang patahan datar, di mana terjadi pemindahan pada jarak besar, disebut perpindahan. Di daerah-daerah lipatan seperti daerah Alpen, banyak terjadi perpindahan
besar-besaran.

lapisan yang paling alas dapat bergeser dan lapisan hawahnya, dengan bidang pergeseran yang tajam dan jelas. Oleh erosi pada lapisan alas juga dapat terbentuk celahan sehingga batu-batuan yang tergeser timbul di permukaan.
Sebaliknya pun dapat terjadi, bahwa seluruh lapisan atas hilang oleh erosi. kecuali sejumlah kecil sisa-sisa batuan yang lalu tampak sebagai janihul di atas lapisan batuan yang lebih muda.

Dalam suatu cekungan endapan, dapat berlangsung endapan pasir, batu kerikil, tanah hat, kapur dan sehagainya secara bergantian.

Isolasi. Bahan kerak bumi yang tetap, mengapung di daham substrata sebagai suatu benda yang hebih ringan.

Menurut kaidah-kaidah kesetimbangan hidrostatik, dan suatu benda yang mengapung ada sebagian daripadanya yang terhetak di daham cairan, yang sebanding dengan perbandingan kepaclalan relatif benda dan cairan.

Jadi di bawah setiap pegunungan selahu terdapat akar yang terdiri alas bahan lebih ringan, yang jauh hehih besar dan pegunungan itu sendiri. Perimbangannya tentu saja tidak selahu ideal; sebab selamanya sehahu terjadi perpindahan bahan-bahan hepa.san dan daerah pegunungan ke dasar latitan. Dengan demikian yang pertama ada kecenderungan naik ke atas, yang terakhir berkecenderungan mehuncur ke bawah.



pengapungan benua

Ada banyak teori mengenai hal ini

1)Teori Kontraksi
Bumi tlh mengalami pendinginan dlm jangka waktu yg sgt lama. massa yang sgt panas bertemu dgn udara dingin membuatnya mengerut. Zat yang berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama antara 1 tempat dn tmpt lain (James Dana dan Elie Baumant)

2)Teori Laurasia-Gondwana
Muka bumi slalu mengalami perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus berlangsung hingga kini, ditunjukan dgn adanya pergeseran daratan (benua). Jika dirunut pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua2 di muka bumi pernah berkumpul menyatu, menjadi sbuah benua besar (supercontinent) brnama Laurasia di utara, dan Gondwana di selatan. Kedua benua ini secara perlahan2 bergerak ke arah ekuator. Rotasi bumi membuat sebagian benua terakumulasi di daerah ekuator dan bumi barat. PAda perkembangannya, benua ini pecah dan memisah saling menjauh. Dan membentuk kondisi seperti sekarang ini (5 benua).(Eduard Suess)

3) Teori apungan benua
Bentuk muka bumi berawal dari pergeseran benua. Berdasarkan kejadiannya, muka bumi awalnya adlh benua besar yg disebut Pangea, lalu benua tsb geser dn pecah ke arah ekuator dn barat. Pndapat ini diperkuat dgn adanya prsamaan bentuk garis pantai, antara amrik slatan dan benua afrika, serta adanya persamaan lapisan batuan dan fosil d daerah tsb. Dlm skema teori ini, sampai sekarang pulau kita terus mengalami perkembangan dan pergeseran terus menerus. Rata2 2 cm/tahun.(Alfred Wegener)

4)Teori lempeng tektonik
Teori ini adalah yg paling masuk akal dan diterima diseluruh dunia oleh ahli geologi.
Kerak bumi dan lapisan litosfer mengapung diatas astenosfer, sehinga dianggap satu daerah yang saling berhubungan karena adanya aliran konveksi yg kluar di bagian tengah dasar samudra. Aliran ini kemudain meyebar ke kedua sisinya, sehinga diduga ada penambahan materi kerak bumi. Namus, menurut penelitian, tdk ada tambahan materi kerak bumi karena di bagian lain akan masuk kembali ke lapisan dalam, yang lebur bercampur dgn materi di lapisan itu. Daerah tempat masuknya materi tadi merupakan daerah tumbukan lempeng benua, yang biasanya ditandai oleh deretan palung laut dan pulau vulkanis. Pada daerah tumbukan ini, aktivitas gempa Bumi sgt sering trjadi, aktivitass pergeseran kerak bumi yang brlangsung terus menerus.(Mc Kenzie dan Robert Parker, yg kemudian disempurnakan oleh J. Tuzo Wilson)Mengapa pulau didunia terpecah belah?

Rodinia, Pangaea, Laurasia dan Gondwana – Bagian 2


Alfred Wegener & Teori Continental Drift


Tiga abad sebelum ALFRED LOTHAR WEGENER (1880-1930) membuktikan bahwa
kemiripan garis pantai sebelah timur benua Amerika Selatan dengan
pantai sebelah barat benua Afrika terjadi karena kedua benua itu
pernah “bersatu”, ABRAHAM ORTELIUS pembuat peta asal Belanda telah
mengamati fenomena yang sama dan berpendapat bahwa Amerika dipisahkan
dari Eropa dan Afrika oleh gempa bumi dan air bah (1596).

Kemudian pada tahun 1858, seorang geografer bernama ANTONIO
SNIDER-PELLEGRINI membuat 2 kartun model yang menunjukkan posisi dan
bentuk benua Amerika Selatan dan Afrika sebelum dan sesudah terpisah.
Modelnya aneh, terutama bentuk bagian selatan Argentina/Chile. Di
kartun model versi Snider-Pellegrini ini, bagian Patagonia digambarkan
tertekuk melengkung dari arah barat ke selatan kemudian ke timur dan
berbalik ke utara, melingkari bagian selatan Afrika dan ujung
Patagonia dibuat hampir menyentuh Madagaskar. Entah Snider-Pellegrini
serius atau tidak saat mengerjakan kartunnya, imajinasinya secara
tidak langsung juga telah menunjukkan bahwa Amerika Selatan dan Afrika
dulu pernah berdampingan.

Tapi imajinasi kedua orang yang baru diceritakan di atas tak pernah
dilontarkan menjadi sebuah teori ilmiah sampai sekitar tahun 1910an.
Pada musim gugur tahun 1911, saat sedang menghabiskan waktu di
perpustakaan Universitas Marburg (Jerman), Wegener menemukan makalah
palaeontologi tentang kesamaan jenis fosil-fosil tumbuhan dan hewan di
Amerika Selatan dan Afrika, padahal, kedua benua itu dipisahkan oleh
Samudera Atlantik yang luas. Rasa penasaran Alfred Wegener membuatnya
mencari lebih banyak informasi mengenai kesamaan-kesamaan fosil di dua
tempat terpisah tersebut, hingga akhirnya ia berpikir, “Mungkinkah
kesamaan fosil-fosil di kedua sisi Atlantik terjadi karena dulu benua
Afrika dan Amerika adalah satu kontinen?”

Menurut para ahli geologi saat itu, model evolusi pembentukan Samudera
Atlantik cuma sederhana saja. Gundu bulat disangka baut, dahulu darat
sekarang laut. Penyebabnya? “Cuma” karena “jembatan penghubung” kedua
daratan itu kolaps kemudian sekarang menjadi dasar laut. Sadar akan
model sederhana ini telah diterima sebagai sebuah kebenaran, Wegener
berusaha mencari bukti-bukti geologi lebih banyak untuk mendukung
teori yang hendak ia lemparkan ke forum ilmiah. Ia pun menemukan bahwa
Pegunungan Appalachian di bagian timur Amerika Utara tersambung dengan
dataran tinggi Skotlandia (Highlands) dan perlapisan batuan Karroo
System di Afrika Selatan identik dengan perlapisan batuan Santa
Catarina System di Brazil. Wegener kemudian menulis sebuah buku yang
berjudul “The Origin of Continents & Oceans” (judul asli dalam bahasa
Jerman) pada tahun 1915, di mana teori Continental Drift
dipublikasikan.

Wegener, yang sebenarnya adalah seorang astronomer (Ph.D Universitas
Berlin, 1904) dan bekerja sebagai meteorologist, tapi memiliki hobi di
bidang ilmu kebumian, segera menjadi sasaran cemoohan ahli-ahli
geofisika dan geologi kala itu. Ahli ilmu kebumian memang manusia yang
aneh. Mereka cenderung sulit menerima sebuah teori baru, maupun
sekedar sebuah pendapat lain atas keyakinan mereka sendiri, hanya
karena mereka tidak tahu atau tidak paham tentang apa yang orang lain
bicarakan. Ketika sudah merasa menjadi seorang ahli, mereka berpikir
sudah tahu tentang segala hal, apalagi jika apa yang mereka bela
adalah “kebenaran umum” yang berlaku. Padahal, jalan pikiran mereka
hanya berdasar atas konsep-konsep ilmu kebumian, data-data dan teknik
pengambilan data yang “ada” pada saat itu juga, bukan data dan alat
baru yang ditemukan/diciptakan di masa depan.

Sikap emosional seorang ahli geologi bernama DR. ROLLIN T. CHAMBERLIN
dari Universitas Chicago membuatnya menulis sebuah makalah berjudul
“Some of the objections to Wegener’s theory” (1928) dan memulai
tulisannya dengan pertanyaan, “Bisakah kita menyebut geologi sebagai
sebuah ilmu jika ada perbedaan pendapat yang begitu hebat untuk
hal-hal dasar hingga teori semacam ini terus berkeliaran?”. Dr.
Chamberlin berpendapat bahwa hipotesis Wegener sama sekali tak
berdasar dan fakta-fakta yang Wegener paparkan hanyalah fakta yang
aneh dan buruk, seperti sebuah permainan tanpa peraturan. Masalah
terbesar di teori Wegener yang membuat para ahli menolaknya adalah
mekanisme perpindahan kontinen yang menurut Wegener terjadi karena
daratan bergeser dengan dasar laut sebagai bidang pergeserannya. “Gaya
sebesar apa yang bisa menarik daratan hingga terpisah begitu jauh di
atas dasar laut sebagai bidang geser tanpa mematahkan dasar lautnya?”
demikian tanya HAROLD JEFFREYS, ahli geofisika Inggris.

Ekspedisi-ekspedisi geologi dilakukan oleh Wegener pada tahun 1920,
1922 dan 1929 untuk mencari lebih banyak fakta guna mendukung
teorinya. Dalam ekspedisi terakhir, Wegener tewas setelah berhasil
mengantarkan suplai makanan kepada koleganya yang sedang melakukan
penelitian di tengah belantara es Greenland, hanya beberapa hari
setelah ulang tahunya yang ke-50. Kelak, seperti yang telah kita
ketahui, berawal dari eksplorasi permukaan laut dan kerak bumi, teori
Continental Drift Wegener menjadi embrio bagi teori Tektonik Lempeng,
di mana kerak bumi baik kontinen maupun kerak samudera ternyata
bergerak di atas asthenosfer jadi bukan di atas dasar laut seperti
hipotesis Wegener.

Pangaea
Kontribusi Wegener bagi kelahiran teori Tektonik Lempeng di tahun
1960-an tentu tidak bisa diabaikan. Di buku “The origin of continents
and oceans” edisi tahun 1920 (ada juga yang menyebutkan nama Pangaea
sudah diperkenalkan sejak edisi 1915), Wegener berpendapat bahwa semua
benua yang ada sekarang sebenarnya pernah bersatu sekitar 225 juta
tahun yang lalu (Ma), yaitu pada Periode Trias Akhir (sudah masuk Era
Mesozoik). Daratan maha luas ini ia beri nama Pangaea, sebuah kata
dalam bahasa Yunani yang berarti “semua daratan”.

Rekonstruksi lempeng tektonik modern dengan menggunakan data
palaeo-magnetik memperlihatkan Pangaea sudah menjadi daratan berbentuk
seperti huruf “C” pada sekitar 255 Ma (Permian Akhir). Pusat
superkontinen Permian ini adalah Afrika, sedangkan di sebelah barat
ada adalah Amerika Selatan, di baratlaut ada Amerika Utara, di utara
dan timur laut ada Eropa, Asia dan Cina Utara, sedangkan di tenggara
dan selatan ada India, Antartika dan Australia. Di sebelah timur? Ada
lautan bernama Tethys, dan terakhir di sebelah timurnya Tethys, ada
Cina Selatan. Sedangkan laut mahaluas yang mengelilingi Pangaea
dinamakan Panthalassa. Pusat superkontinen Pangaea ditengarai berada
di sekitar garis ekuator, kira-kira seperti posisi Indonesia sekarang
(tentu saja secara garis lintang).

Apa bukti keberadaan Pangaea selain rangkaian-rangkaian pegunungan
yang identik seperti Appalachian-Scottish Highlands dan Karroo-Santa
Catarina Systems seperti yang dikemukakan pertama kali oleh Wegener
(1915)? Jawabannya adalah fosil-fosil genus Lystrosaurus dan genus
Mesosaurus dan flora genus Glossopteris. Lystrosaurus adalah sejenis
reptil pemakan tetumbuhan yang konon sebesar babi, dengan ekor lancip
pendek, kaki pendek, daun telinga kecil dan kepala seperti harimau
yang hidup pada Periode Permian-Trias. Entah palaeontologist mana yang
berhasil merealisasikan imajinasi rupa Lystrosaurus ini, konon ia
pernah hidup di Antartika, India, Afrika Selatan dan Cina.

Mesosaurus adalah sejenis reptil amfibi yang hidup di air tawar.
Bentuknya kira-kira seperti cecak, tapi kepalanya seperti buaya,
badannya fleksibel dan konon ekornya dapat digunakan sebagai semacam
sirip untuk berenang. Tidak jelas berapa ukurannya dan hidup pada
berapa juta tahun yang lalu. Fosil ini ditemukan di Brasil dan Afrika
bagian barat.

Superkontinen Pangaea lalu mulai terpecah pada Periode Trias
Akhir-Juras (Vaughan & Storey 2007), menghasilkan dua superkontinen
yang lebih kecil yaitu Laurasia dan Gondwana. Laurasia yang bergerak
ke arah utara. Intra-continental rifting kemudian diikuti sedimentasi
endapan darat lalu diisi oleh air laut, menjadi Laut Atlantik bagian
utara. Rift basins yang terbentuk saat Pangaea pecah masih bisa
dilihat di bagian Central Atlantic Margin, baik sebelah Amerika Utara
maupun Moroko (Olsen, 1997).

Potensi diri

Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal.

Klasifikasi

Secara umum, potensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

  • Kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan daya tangkap.
  • Etos kerja, seperti ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan terhadap tekanan.
  • Kepribadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang ditata dalam cara khas di bawah aneka pengaruh luar.

Menurut Howard Gardner, potensi yang terpenting adalah intelegensi, yaitu sebagai berikut.

  1. Intelegensi linguistik, intelegensi yang menggunakan dan mengolah kata-kata, baik lisan maupun tulisan, secara efektif. Intelegensi ini antara lain dimiliki oleh para sastrawan, editor, dan jurnalis.
  2. Intelegensi matematis-logis, kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan pada kepekaan pola logika dan perhitungan.
  3. Intelegensi ruang, kemampuan yang berkenaan dengan kepekaan mengenal bentuk dan benda secara tepat serta kemampuan menangkap dunia visual secara cepat. Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh para arsitek, dekorator dan pemburu.
  4. Intelegensi kinestetik-badani, kemampuan menggunakan gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan. Kemampuan ini dimiliki leh aktor, penari, pemahat, atlet dan ahli bedah.
  5. Intelegensi musikal, kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. Kemampuan ini terdapat pada pencipta lagu dan penyanyi.
  6. Intelegensi interpersonal, kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, motivasi, dan watak temperamen orang lain seperti yang dimiliki oleh seserang motivator dan fasilitator.
  7. Intelegensi intrapersonal, kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan berefleksi(merenung) dan keseimbangan diri.
  8. Intelegensi naturalis, kemampuan seseorang untuk mengenal alam, flora dan fauna dengan baik.
  9. Intelegensi eksistensial, kemampuan seseeorang menyangkut kepekaan menjawab persoalan-persoalan terdalam keberadaan manusia, seperti apa makna hidup, mengapa manusia harus diciptakan dan mengapa kita hidup dan akhirnya mati.

Senin, 04 Oktober 2010

Lirik Lagu Hijau Daun – Setiap Detik

setiap detik engkau yang datang dalam mimpiku

setiap siang malam menggangguku
tak lelap tidurku karena dirimu

* setiap waktu engkau yang selalu menghantuiku
tak pernah lari dari pikiranku
tak mau hilang dari ingatanku

tahukah engkau saat gelap datang
aku masih mencarimu
engkau dimana

repeat *

tapi mengapa saat ku terjaga
kau masih tak di sampingku
sampai kapankah aku menantimu
selalu menantimu

reff:
setiap detik aku memikirkanmu
setiap detik rindu meracuniku
setiap detik teringat ku padamu
setiap detik apa terus begini

mohon dengarkan rintihan hati ini
yang ku curahkan seraya ku bernyanyi
sampai kapankah aku terus begini
ku harap kau kan kembali kepadaku

repeat reff

sampai kapankah aku terus begini
ku harap kau kan kembali kepadaku
ku harap kau kan kembali kepadaku
ku harap kau kan kembali kepadaku

Taxi Band – Hujan Kemarin

Kemarin ku dengar

Kau ucap kata cinta
Seolah dunia
Bagai dimusim semi

[*]
Kau datang padaku
Membawa luka lama
Ku tak ingin seolah
Semua seperti dulu

[**]
Tak ingin lagi rasanya ku bercinta
Setelah ku rasa perih
Kegagalan ini membuat ku tak berdaya

[***]
Tak dapat lagi rasanya ku tersenyum
Setelah kau tinggal pergi
Biar ku sendiri tanpa hadirmu kini lagi

Back to [*][**][***]

Back to [**][***] 2x